Setiap malam, kami sekeluarga punya ritual bersyukur. Kebiasaan ini dimulai sekitar satu tahun lalu, awalnya karena saya dan suami melihat anak-anak sering menyepelekan “keberuntungan” mereka dan mulai menunjukkan tanda menuju anak yang “gengges” (atau mengesalkan, seperti … bertindak macam tuan putri). Suami saya kemudian mengusulkan untuk membuat ritual bersyukur dengan menyebut hal-hal yang paling disyukuri hari ini.
parenthood
Saya bilang ke anak saya yang pertama saat dia bertanya, perbedaan pekerjaan laki-laki dan perempuan. Jawaban saya adalah, “Tidak ada bedanya. Kakak bisa jadi apapun yang Kakak mau. Selama itu baik dan Kakak lakukan secara serius. Put your dreams high. Reach the sky.”
Prolog: Tulisan ini pernah saya upload di Ngerumpi.com, beberapa tahun yang lalu. Saya merasa perlu menuliskan disini untuk meninggalkan track ke anak saya nanti. Saat ini kondisi my motherhood sudah agak beda. I am still working full time, so does my husband. And I can still live up to what...
“Sudah sekitar lebih dari lima tulisan dibuat. Dua sudah dimuat The Jakarta Post, satu (katanya) dimuat bulan Agustus di majalah yang membahas Parenthood, satu sedang dalam proses cetak di Jurnal Perempuan.”