“Data pribadi warga negara Indonesia akan dilindungi begitu Indonesia punya UU Pelindungan Data Pribadi,” demikian banyak orang bicara saat menanggapi beragam kasus data pribadi –terutama saat ada kebocoran (atau diasumsikan kebocoran) di Indonesia. Apakah benar begitu? Saya rasa tidak semulus itu. Belajar dari pemberlakukan General Data Protection Regulation di Uni...
Internet Governance and Technology
Kebetulan, saya lagi menulis tugas sekolah soal tanggung jawab intermediary atau perantara ranah Internet. Untuk kemudahan, dalam blogpost ini dispesifikkan ke platform digital saja*. Tugas ini terasa relevan terutama saat Pemerintah memutuskan untuk membatasi akses ke media sosial. Saya tergelitik menulis ini karena curi dengar percakapan dua satpam di depan...
Security and privacy often seen as two different sides of a coin. It is perceived as two separate issues where one could not make both choices at the same time, like either or thinking. In this scenario, when one chooses security, one must let go privacy and the other way...
Pertama adalah, kok halamannya sedikit? Ketika download saya berharap mendapatkan sebuah dokumen panjang nan serius yang membahas detil mayoritas dimensi di OTT. Tapi ternyata, hanya 14 halaman. Kok pendek? Kelihatan jadi tidak serius membahas banyak hal yang menjadi perhatian.
Facebook punya posisi yang sangat jelas terhadap LGBT, seperti bagaimana sikapnya terhadap ucapan kebencian. Tahun lalu, Facebook, Nike, American Airlines dan General Mills telah menyatakan sikap untuk anti diskriminasi terhadap LGBT di dunia kerja. Facebook juga mendukung keputusan Mahkamah Agung di Amerika untuk pernikahan sejenis. Lalu apakah salah? Tentu tidak. Facebook berbadan hukum Amerika dan mengikuti standar serta Undang undang di Amerika dimana semua hal ini adalah legal.
For the 2015 IGF the secretariat received 267 proposals coming from all over the globe. From that number, less than 10 proposals coming from Southeast Asia region and only three from Indonesia. From the total around 100 sessions being approved, there are no more than 6 to 7 sessions with Indonesian panelists.
He asked, “Why is the Hackathon Jakarta Open Data Challenge [known as #HackJak] considered one of the milestones of Open Data in Indonesia? What makes #HackJak different from other Hackathons?”
Data terbuka biasanya bisa berjalan dengan dua komponen utama, persyaratan teknis terpenuhi dan ada kebijakan yang mendukungnya. Kendati dua hal itu relatif mutlak, tetapi ada hal yang lebih penting: ekosistem. Perlunya ekosistem yang saling melengkapi karena perlu peran berbeda juga keinginan untuk kolaborasi adalah salah satu cara ampuh mencapai dampak.