Ketika Vint Cerf memuji Indonesia Internet Governance Forum (ID-IGF) dan dituliskan beberapa media (detik, kompas.com), pertanyaan berikutnya adalah, emang apa yang dipuji Vint Cerf? Memang jauh jarak antara apa yang dipuji Vint Cerf –karena dia memuji apa yang dilakukan ID-IGF–dengan kondisi Internet Indonesia yang masih jauh dari cita-cita. Vint Cerf...
ID-IGF
Ketika hari semakin dekat menuju 22 Oktober dan masih banyak ketidak jelasan dalam proses pelaksanaan, saya rasanya ingin pingsan saja. Dalam dua rapat hampir terakhir di Jakarta, saya sudah menjadi super galak dan sungguh tidak tenang. Sudah terpikir untuk beli one way ticket ke Timbuktu kalau-kalau acara ini tidak berhasil. Beberapa diantara kami bahkan berpikir, “acara ini berjalan normal saja, sudah bersyukur. Tidak perlu lah menjadi luar biasa.”
Multi-stakeholder (atau pemangku kepentingan beragam) diberlakukan dalam proses persiapan IGF ini secara langsung. Tidak hanya konsep dan jargon tetapi dijalani. Dengan proses yang tidak mudah, tiga komponen besar yaitu pihak swasta, pemerintah dan masyarakat sipil bekerjasama untuk memastikan Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang baik.
Kami, para pelaku Multi Pemangku-Kepentingan yang bertandatangan di bawah ini, mendeklarasikan untuk memulai proses Tata Kelola Internet di Indonesia dengan pendekatan Multi Pemangku-Kepentingan.