Pertama adalah, kok halamannya sedikit? Ketika download saya berharap mendapatkan sebuah dokumen panjang nan serius yang membahas detil mayoritas dimensi di OTT. Tapi ternyata, hanya 14 halaman. Kok pendek? Kelihatan jadi tidak serius membahas banyak hal yang menjadi perhatian.
Indonesia
Setiap malam, kami sekeluarga punya ritual bersyukur. Kebiasaan ini dimulai sekitar satu tahun lalu, awalnya karena saya dan suami melihat anak-anak sering menyepelekan “keberuntungan” mereka dan mulai menunjukkan tanda menuju anak yang “gengges” (atau mengesalkan, seperti … bertindak macam tuan putri). Suami saya kemudian mengusulkan untuk membuat ritual bersyukur dengan menyebut hal-hal yang paling disyukuri hari ini.
Facebook punya posisi yang sangat jelas terhadap LGBT, seperti bagaimana sikapnya terhadap ucapan kebencian. Tahun lalu, Facebook, Nike, American Airlines dan General Mills telah menyatakan sikap untuk anti diskriminasi terhadap LGBT di dunia kerja. Facebook juga mendukung keputusan Mahkamah Agung di Amerika untuk pernikahan sejenis. Lalu apakah salah? Tentu tidak. Facebook berbadan hukum Amerika dan mengikuti standar serta Undang undang di Amerika dimana semua hal ini adalah legal.
For the 2015 IGF the secretariat received 267 proposals coming from all over the globe. From that number, less than 10 proposals coming from Southeast Asia region and only three from Indonesia. From the total around 100 sessions being approved, there are no more than 6 to 7 sessions with Indonesian panelists.
Data terbuka biasanya bisa berjalan dengan dua komponen utama, persyaratan teknis terpenuhi dan ada kebijakan yang mendukungnya. Kendati dua hal itu relatif mutlak, tetapi ada hal yang lebih penting: ekosistem. Perlunya ekosistem yang saling melengkapi karena perlu peran berbeda juga keinginan untuk kolaborasi adalah salah satu cara ampuh mencapai dampak.
Dengan masuknya Indonesia, baik sebagai ketua juga pendiri dari inisiatif ini, artinya Indonesia sudah memantapkan diri untuk masuk diskusi global tentang isu transparansi dalam menjalankan pemerintahan.
Here’s an excerpt:
600 people reached the top of Mt. Everest in 2012. This blog got about 5,400 views in 2012. If every person who reached the top of Mt. Everest viewed this blog, it would have taken 9 years to get that many views.
Kami, para pelaku Multi Pemangku-Kepentingan yang bertandatangan di bawah ini, mendeklarasikan untuk memulai proses Tata Kelola Internet di Indonesia dengan pendekatan Multi Pemangku-Kepentingan.