Apa gunanya Indonesia menjadi tuan rumah IGF 2013?
What is good for your country?
Pertanyaan retoris itu diungkap oleh Alice Munya, ketua Organizing Committee untuk Internet Governance Forum 2011 di Nairobi, Kenya ketika bertemu dengan delegasi Indonesia Internet Governance Forum (ID-IGF) bulan Februari lalu.
Pertanyaan itu tidak membuat tertegun –karena sudah lama dipikirkan—tetapi membuat saya merasa perlu menarasikan ulang apa sebenarnya keuntungan Indonesia (termasuk ID-IGF) dalam penyelenggaraan Internet Governance Forum tahun ini. Hal ini makin mengemuka ketika selesai bertemu dengan Bapak Tifatul Sembiring yang juga bertanya hal yang sama.
Para anggota ID-IGF lalu merasa perlu menarasikan lebih terstuktur semua mimpi termasuk capaian-capaian yang telah tertuang di proposal pencarian dana kami atau terserak dalam diskusi yang selama ini dilakukan. Kalau bahasa yang lebih formal mungkin, “meninjau kembali apa yang menjadi tujuan bersama” atas IGF 2013.
Kalau saya pribadi, jawaban awal yang langsung muncul di kepala adalah pada proses. IGF 2013 itu hanyalah satu momentum yang bisa digunakan untuk membentuk proses kerjasama dalam tata kelola Internet Indonesia.
Mungkin agak naif dan klise, tetapi proses ini menjadi sangat penting dalam persiapan kita sebagai negara untuk IGF 2013.
Multi-stakeholder (atau pemangku kepentingan beragam) diberlakukan dalam proses persiapan IGF ini secara langsung. Tidak hanya konsep dan jargon tetapi dijalani. Dengan proses yang tidak mudah, tiga komponen besar yaitu pihak swasta, pemerintah dan masyarakat sipil bekerjasama untuk memastikan Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang baik.
Spketrum hal-hal yang dibicarakan memang sangat beragam. Dimulai dari yang sangat logistik dan pencarian dana sampai yang konseptual seperti apa yang mau diajukan di Indonesia dalam forum diskusi ini? Termasuk apa yang harus disepakati atau sepakat tidak sepakat untuk ajuan tema.
Proses persiapan ini membuat saya belajar lebih mendengarkan dan mencoba untuk dialog dengan stakeholder yang lain. Dan saya rasa ini juga berlaku untuk stakeholder yang lain. Benturan dengan perbedaan tidak bisa dielakkan, tetapi juga menyenangkan saat kita bisa menikmati rapat panjang dengan kopi yang enak.
Proses ini menjadi sangat penting. Dan saya rasa akan berkontribusi pada tata kelola Internet di Indonesia di masa depan. Proses yang diharapkan (atau saya harapkan) menjadi lebih transparan dan akuntabel.
Salam dari warga negara Indonesia,
Shita Laksmi
Lalu tanggapan bapak mentri setelah pertanyaannya dijawab gimana?
Pertanyaan Pak Menteri belum terjawab. Jawaban pasti saat ini dari gw adalah PROSES! Proses menuju IGF 2013 ini beneran multi-stakeholder. Sekarang, dalam proses kerjasama ini, kita akan menarasikan apa yang menjadi tujuan bersama. Belum selesai. Emang lama. Dan sulit. This is actually a painful process, not to mention that we have to do our own fundraising…